Jumat, 04 Februari 2011


Mengatasi ketidakpastian iklim 
a.    Pendahuluan
Dalam upaya memenuhi  kebutuhan pangan nasional , terutama Kalimantan selatan,  sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk,  tahun   . Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan  luas tanam padi  520.550 HA, Luas Panen 510.139 HA, Produktivitas 42,11 KU/HA dan Produksi 2.148.195,3 TON
Bencana alam merupakan faktor pembatas dan penghambat produksi tanaman pangan,  Oleh karena itu perlu dilaksanakan upaya  pengawalan pertanaman. Bencana alam  menurut UU No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman,    menetapkan bahwa perlindungan tanaman  pelaksanaannya menjadi tanggung jawab petani  dan pemerintah akan membantu memfasilitasi apabila petani kurang mampu mengatasi bencana tersebut.
Dengan target yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/ kota untuk meningkatkan produksi beras tersebut dan tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global, diperlukan sinergi dari semua pihak terkait untuk secara bersama berkomitmen dan bertindak mencapai target tersebut.
Hal hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan Masyarakat petani dalam mengatasi bencana alam tersebut :
b. Manajemen pola tanam
1. Pengembangan kalender tanam untuk mengoptimalkan saat dan masa tanam.
2. Melakukan pengaturan dan penerapan pola tanam berdasarkan kondisi agroklimat setempat 
- Menanam padi 2 kali setahun, yaitu padi Unggul padi Lokal, atau padi Unggul Padi Unggul
- Penyemaian agar segera dimulai pada awal Oktober dengan menanam padi unggul yang sesuai di lahan Rawa seperti Inpari, dadahup, bakumpai, Tapos, IR 42
3. Melakukan percepatan tanam dengan menerapkan teknologi tepat guna antara lain dengan sistem usaha tani Tanpa Olah Tanah (TOT). yang segera dilaksanakan penyemaian  untuk Musim hujan pada awal Oktober
4. Introduksi teknologi budidaya hemat air dengan penerapan System Rice Intensification (SRI) yang dapat mereduksi gas rumah kaca hingga 45 persen dan. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan mengintroduksi sistem irigasi berselang yang menurunkan emisi gas metan 80 persen.
5. Menginstruksikan tanam varietas padi genjah yang toleran dengan salinitas, kekeringan dan rendaman.  Saat ini telah dilepas padi Varitas Inpari, Dadahup, Bakumpai  yang cocok untuk ditanam di lahan rawa Kalimantan Selatan.
c. Manajemen Sarana dan Pra Sarana irigasi
1. Memperbaiki saluran irigasi untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi dengan rehabilitasi/ perbaikan prasarana irigasi. Juga melaksanakan gotong royong pembersihan saluran irigasi untuk memperlancar aliran air di musim kemarau dan gotong royong pembersihan saluran drainase untuk musim hujan atau saat terjadi banjir. Pembersihan dan penggalian Sungai-sungai yang ada untuk membuang kelebihan air/ banjir.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya air alternatif baik air permukaan
atau air tanah dengan  teknologi pompa. Mesin traktor tangan agar digunakan sebagai motornya pompa air pada saat kekukarangan air.
3. Mobilisasi pompa dengan gerakan partisipatif bagi daerah yang masih tersedia
sumber air.
4. Mengoptimalkan sistem gilir-giring dalam distribusi air irigasi.
5. Pengembangan Tata Air Mikro dengan memanfaatkan susutnya air rawa pada musim kemarau. Dan kelebihan air pada musim hujan.
d. Manajemen Konservasi
1. Meningkatkan daya dukung DAS dg mencegah kerusakan & memperbaiki catchment area melalui upaya konservasi lahan. Daerah Gunung yang merupakan Hulunya sungai agar dikonservasi dengan baik, yaitu pencegahan penebangan hutan, dan penanaman daerah pegunungan dengan tanaman.Kegiatan penghutanan kembali daerah gunung atau reboisasi dapat memfungsikan gunung sebagai gudang penyimpan air yang bisa mencegah banjir dan kekeringan di daerah hilir sungai..
2. Mengembangkan Teknologi Dam Parit yang dibangun pd alur sungai untuk menambah kapasitas tampung sungai, memperlambat laju aliran & meresapkan air
ke dalam tanah (recharging). Membuat tabat di sungai untuk memperlambat dan menahan aliran air ke laut.   untuk menghindari banyaknya air yang terbuang ke laut yang bisa menyebabkan kekeringan.

e. Manajemen Kelembagaan
1. Memberdayakan kelompok tani dalam mengatur jadwal tanam dan menentukan awal musim tanam. dengan penuh kedisiplinan.
2. Meningkatkan kemampuan petugas lapang sebagai pendamping petani melalui pelatihan, sekolah lapangan dan bentuk transfer teknologi lainnya. Sekolah Lapangan iklim agar dilaksanakan untuk mengamati dan memperhatikan iklim dan dihubungkan dengan pengaturan Pola dan jadwal Tanam secara disiplin.
3. Mengembangkan/ melaksanakan  Yasinan, zikir, pembacaan sholawat, sholat minta hujan        ( Istisqa) pada saat pertemuan  di kelompok Tani dan Gabungan kelompok Tani.
4. Para petani agar selalu berdoa dan berharap kepada Allah SWT. untuk Keberhasilannya didalam mengelola pertanian